21 Juli 2012 saat aku dinyatakan berhak menyandang gelar baru sebagai seorang Sarjana Teknik (ST) dari salah satu Institut ternama di kota kembang (re: IT TELKOM) saat itu juga aku mengikrarkan diri sebagai seorang job hunter. Uwow, mendengar istilah hunter agak gimana gitu ya baiklah kita ganti dengan istilah job seeker.
Memulai perjalanan itu dengan dipanggilnya aku untuk mengikuti test sebagai BDP di salah satu Bank. Jujur aku sama sekali tidak berniat untuk melamar kerja di bank, tapi ntah kenapa tangan ini tetap jahil menekan tombol apply di salah satu web penyedia lapangan kerja. Pulang ke bekasi karena berniat ingin berangkat test dari rumah saja akhirnya aku memutuskan segera meninggalkan Bandung. Di perjalanan pulang ke rumah aku teringat salah satu temanku sudah terlebih dahulu menjerumuskan dirinya di bidang itu dan di bank yang sama. Ku bercerita kepadanya tentang panggilan test itu dan akhirnya dia mulai bercerita panjang lebar soal testnya, bagaimana dia sekarang menjalani peran itu, dan tentu juga hal yang tak akan pernah ketinggalan soal salary (ahai…). Niat awalnya sama sekali tak berambisi untuk menjerumuskan diri tiba-tiba merubah menjadi ya minimal ikut test lah sampai tahap berapa biar tau potensi diri. Besok paginya pada saat akan berangkat test, niat yang sudah naik menjadi ikut lulus test saja berubah lagi menjadi ingin keterima dan bisa menjadi bagian dari bank itu. Test pertama adalah psikotest. Psikotest? What a test (in my mind), secara pas SMP dan SMA IQ ku cukup diakui ada di atas rata-rata, psikotest mah bukan masalah baru menurutku. Pernah dengar kalau setiap hal yang kau anggap remeh itu malah yang akan menjatuhkanmu. Hahaha, itulah yang terjadi padaku saat itu. Psikotest yang awalnya bukan masalah buatku ternyata jadi masalah baru untukku. Terdiam pada saat mendapati hasil bahwa aku tak lulus psikotest (astaga malunyo aku pikir, baru psikotest doang hahaha). Yasudahlah lupakan, ini bakal jadi pelajaran berharga kalau haram hukumnya untuk menyepelekan apapun itu.
******
Next, test kedua ku lakoni untuk menjadi salah satu pegawai baru di salah satu perusahaan otomotif ternama, melamar sebagai IT Analyst. Psikotest lagi? Damn! Kali ini sama sekali tak menyepelekan, malah menjadi satu hal yang sangat ku takuti. Hahaha, merasa kalau ada yang salah dengan psikologku kenapa sampai psikotestpun aku tak lulus aku sempat googling dan mencari tahu tips and trick menghadapi psikotest (sangkin parnonya nih ceritanya). Untungnya psikotest kali ini lolos. Astaga senangnya bukan main, minimal uda naik kelaslah ga kesandung di psikotest lagi :D Lanjut ke HR dan ini interviewku yang kedua setelah interview pertama di Philips sebagai healthcare engineer dan aku harus berhadapan dengan seorang psikolog. Alhasil, berceritalah apa adanya. Jangan pernah membual tentang dirimu, ntar kualat. Hahaha itu sih salah satu tips yang aku dapat. Dan jangan lupa tenangkan diri, ga usah gugup teramat amat. Bayangkan saja kalau kau hanya akan bertemu seorang interviewer, bukan calon mertuamu :)) so be calm! Setelah menunggu hasilnya selama 2 minggu, akhirnya aku menemukan jawaban dimana Tuhan bilang, : “Bukan disini tempat mu anakKu sayang, ada tempat lain disana yang udah Ku sediakan.” Oh ya FYI HRD di perusahaan ini ganteng loh *tuing-tuing*
******
Next, menggantungkan nasib ku pada salah satu perusahaan distributor IT dan aku melamar sebagai IT Product. Point penting untuk recruitasi kali ini adalah HRDnya super ganteng cuii, namanya Mas Bayu. Sumpah, semua yang mengaku dirinya sebagai kaum hawa yang hadir pada test itu hanya mampu menulan ludah saat melihat mahluk ciptaan Tuhan yang satu ini (lebai beud dah saya, hahaha). Psikotest DONE! Kemudian lanjut ke interview HR, setelah menunggu sekian lama akhirnya dipanggil juga. Oh ya, interviewernya ada 2 dan salah satunya si mas ganteng. Dan hampir semua teman-temanku termasuk aku berdoa supaya kejatahan si mas itu. Seolah Tuhan pun mendukung kegilaan itu dan hampir semua kami (aku dan beberapa temanku yang luar biasa itu) kedapatan interview dengan sang HRD nan tampan itu. Setelah berbincang dengan beberapa teman yang sudah duluan masuk, tak satupun yang perlu dikhawatirkan karena pertanyaan-pertanyaannya standar tentang dirimu. Giliranku akhirnya tiba, dan aku masuk dengan senyum terbaikku. Ada 2 alasan untuk senyuman itu, pertama karena aku ingin memberi kesan terbaik kepada interviewernya (ini ku lakukan di setiap kali sesi interview, bukan kali ini aja loh) dan yang kedua kebetulan karena HRDnya ganteng (hahaha, tetap :P). entah karena melihat isi CV ku yang penuh dengan riwayat les bahasa inggris ku yang cukup rame, sang HR pun mulai bereaksi dengan speak English. Uwow, jackpot pertama karena teman-temanku terdahulu tak ada satu pun yang disuruh berbicara dengan bahasa inggris. Untung saja keahlianku yang pas-pasan itu tidak pudar seketika itu juga karena pesona sang HR ahahaha. Beberapa minggu kemudian aku ditanyakan lulus dan diminta untuk menghadap user. 3 atau 4 kali mungkin HR itu menelfonku untuk menanyakan kesedianku mengikuti interview user sampai akhirnya aku meng-iyakan dan sudah memilih satu hari untuk bertemu sang user. Akan tetapi, setelah mendengar cerita dan pengalaman dari beberapa teman yang sempat bergabung dengan perusahaan itu dan ceritanya tidak begitu positif, kemudian setelah mempertimbangkan dengan baik akhirnya aku memutuskan untuk tidak memenuhi panggilan tersebut. Huhu, I’m so sorry. Maaf ya mas HR yang ganteng :P
******
Next, Huawe* Service. Ini perusahaan yang bener-bener menggoda niatku. Melamar sebagai apprentice sampai akhirnya aku mendapat sms undangan test yang akan diadakan di kampus. Sms ini menjadi sesuatu yang menggemparkan bagi beberapa orang teman karena mereka tak mendapat sms tapi berniat untuk datang. Penasaran akan kualifikasi yang dilakukan, atas dasar penilaian apa mereka mendapat sms undangan test dan kami tidak, mungkin itu yang ada dipikiran teman-temanku yang tidak mendapat sms saat itu. Senin pagi, berangkat dengan beberapa orang anak kosan yang sama-sama akan berjuang dan kami mendapati list absensi untuk peserta yang berhak mengikuti test. Hanya terdapat kurang lebih 80an orang yang berhak mengikuti psikotest. Melewati psikotest dengan mulus (FYI : untuk test psikotest kali ini aku bisa menuntaskan hitungan koran sampai tuntas dan dengan sok nya minta tambahan kertas hohoho) dan dinyatakan lulus untuk mengikuti test selanjutnya esok hari. Dari 80 peserta hanya 32 yang berhak mengikuti interview HR. Keesokan harinya, berhadapan dengan HR yang cukup cantik dan sangat friendable membuatku cukup nyaman bercerita kepadanya. Kemudian dinyatakan lolos dan diminta mengikuti interview user keesokan harinya. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk bergabung dengan perusahaan yang menjadi incaran anak-anak di jurusan Tek. Telekomunikasi ini, malam harinya aku berniat mempersiapkan diri dengan baik. Aku bertanya kepada para senior-seniorku yang sudah terlebih dahulu menjerumuskan dirinya di perusahaan tersebut, disuruh belajar system komunikasi seluler, radio dan tak lupa bagian yang sangat-sangat menakutkan bagiku yaitu jaringan. Hahaha, buka-buka lagi modul jaringan, osi layer, hub, router dan teman-temannya. Bermodalkan itu semua akhirnya aku beranjak menuju ke ruang interview user di kampus. Dijadwalkan interview pukul 11.15 tapi ternyata harus mundur hingga pukul 13.00. Diawali dengan pengenalan diri dalam bahasa inggris kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan soal sistem komunikasi seluler, komponen yang dibutuhkan untuk melakukan komunikasi mulai dari MS – BTS – BSC – blablabla sampai akhirnya ke pertanyaan soal jaringan komputer. Menurut hematku sih ya, interview user kali ini tidak buruk-buruk amat sampai akhirnya aku pulang untuk menanti kabar selanjutnya dalam minggu ini atau minggu depan paling lama. Oh ya yang berhak mengikuti test tahap ini tersisa 17 orang. Berharap sangat untuk mendapat sms itu sebagai tiket untuk mengikuti medical check up tapi lagi dan lagi sepertinya Tuhan berkata bukan yang ini juga. L kali ini aku cukup sedih untuk keputusan Tuhan ini, tapi aku percaya Dia sudah sediakan yang jauh lebih baik dari itu. Cuma ini yang bisa kau lakukan pada saat kau berhadapan dengan sebuah kegagalan, imani kalau Tuhan punya rencana indah di hidupmu maka kau tak akan berlarut dalam kesedihan. Trust me! Satu senyuman untuk MU J
******
Melanjutkan perjalanan ke Bakr*e Telecom sebagai Network Planning, kemudian baru-baru ini mengikuti interview di salah satu perusahaan baru yang bernama Mor* Quadro Multimedia juga sebagai Network Planning dan tepat hari ini mencoba peruntungan sebagai Staff Project di salah satu perusahaan sub contractor. Mendapati sms undangan test hari sabtu lalu, aku dan salah satu teman menyatakan bersedia mengikuti proses recruitasi yang akan diadakan hari ini. Psikotest à interview. Saat itu aku baru mengetahui bahwa posisi yang sedang urgent dibutuhkan perusahaan saat itu adalah Project Admin. Berhubung aku merasa aku melamar posisi Project Engineer tentu saja pada saat ditawari untuk posisi project admin aku agak keberatan, dan setelah bernego gaji dan soal penempatan aku memilih untuk memending berkasku untuk posisi Project Engineer yang nantinya akan diproses seusai lebaran nanti. Tapi ada hal lucu yang terjadi hari ini. Aku mengikuti test itu bersama salah satu temanku bernama Ima dan kebetulan sekali bertemu dengan salah satu juniorku Fabiola. Menyelesaikan test tahap pertama , kami memutuskan untuk mencari udara di luar gedung. Sambil menikmat sepiring ketoprak, tak sengaja Ima melihat salah satu senior kami dulu di kampus (re: mas pandu). Sontak aku dan Ima langsung kalang kabut, ntah karena alasan apa tapi seolah kami tak ingin senior kami itu menyadari keberadaan kami saat itu. Berpindah posisi makan dan sekarang kami membelakangi seniorku itu. Dan tiba-tiba saja kursi yang diduduki Ima terbelah dua, dan seketika terdengar suara *GEDUBRAK!!!* sontak aku kaget melihat temanku itu yang sedang kesulitan menjaga keseimbangan tubuhnya.
Aku : Astaga ma…. (muka kaget)
Ima : mas Pandu mana? Mas Pandu mana?
Aku : (ngakak) Kok sempat-sempatnya Mas Pandu yang dicari uda mau jatuh gini
Ima : Mas Pandu mana? Dia ga lihat kan?
Aku : Huahahaha, itu toh point nya. Dasar wanita!
Melanjutkan makan, tiba-tiba aku tertawa lagi.
Ima : kayaknya kita ada di area yang salah (menerawang ke gedung di sebelah kami). Mas Pandu kerja dimana ya sa?
Aku : ga tau
Ima : (menahan tawa) Di Natasha kayaknya sa.. Kan dia datangnya dari gedung sebelah
Aku : tertawa sejadi-jadinya. Ima gellloooooookkk………. (sambil membayangkan Mas Pandu beneran kerja di Natasha Skin Care)
*selingan di tengah kepenatan, galau, bosannya menjadi job hunter*
******
Banyaknya lika-liku perjalanan yang harus ku tempuh dalam mencari tahu salah satu kehendak Tuhan dalam hidupku menggoreskan cerita unik dan berwarna bagiku. Duka, suka, tawa, ketakutan, kecewa, harap-harap cemas semuanya mulai ku nikmati sekarang ini. Tak ingin menjadikannya sebagai beban, tapi menjadikan semuanya sebagai proses mencari tahu kehendakNya dalam hidupku.
Suatu saat nanti, dengan cara MU dan waktu MU KAU akan segera mengakhiri pencarianku ini. HIDUP DALAM PENGHARAPAN J -Job Seeker-
No comments:
Post a Comment