bagaimana rasa nya disakiti?

Aku yang tipe orangnya easy going dan bisa masuk ke siapa aja, tak pernah bermasalah dalam hal memilih teman ( tentu beda halnya dengan memilih sahabat). Aku memiliki satu prinsip (prinsip yang sama dengan seorang rekan sepelayanan ku) bahwa kami berpikir : "bisa membuat senyuman di wajah orang lain ada kepuasaan tersendiri bagi ku" . Jadi aku benar2 menghindari yang namanya perselisihan bahkan sampai dibenci orang.

Sampai suatu hari, seseorang melukai ku. Sampai saat dimana aku tau kami bermasalah, aku masih belum bisa menemukan alasan kenapa masalah itu ada dan kapan masalah itu terjadi. Dia melukai ku, sakit sekali, dan ini kali pertamanya aku diperlakukan seperti itu. Dan aku hanya bisa menangis semalaman dan menyesali kejadiaan itu. Nangisnya iya semalaman, tapi lukanya, hmm.. aku tidak tahu kapan luka itu akan benar2 sembuh.

Aku flash back dan tetap aku tak menemukan penyebab hal itu terjadi. Sampai saat dimana aku mencoba mengklarifikasikan masalah tersebut, nah loh benar ternyata karena masalah ‘itu’. Aku menyayangkan ternyata penyebabnya ‘itu’. Aku orang yang cukup gampang untuk bisa menyayangi orang lain tapi aku paling ga bisa disakiti. Tapi akhirnya hati ku yang sudah mengeras seperti batu itu agak sedikit mencair pada saat aku mulai merenung Tuhan saja memberi pengampunan kepada ku pada saat aku berulang kali melukai hati Tuhan, sesuci apa diri ku sampai aku tak bisa memberi maaf kepada dia yang hanya sekali melukai hati ku (walau lukanya sakit sekali). Aku mulai berdamai dulu dengan hati ku yang membatu sebelum aku berdamai dengan dia. Karena alasan ini lah aku juga melunakkan hati ku untuk berkata : “ya, aku memaafkan mu”

Apologizing does not always mean you're wrong; It just means that you value your friendship more than your ego.

Aku memaafkannya. Sungguh aku memaafkannya. Tapi aku tak bisa melupakan kejadian itu. Aku menyadari ada yang tidak beres dalam pengampunan yang ku berikan kenapa saat aku sudah berikrar telah memberi maaf tapi kenapa masih tetap mengingat kejadian itu.

Aku pernah membaca sebuah kutipan cerita pendek.
Ada seorang yang sangat nakal, dia sering kali melukai hati orang lain. Sampai suatu hari sang ayah menegur anak itu dan berkata : “Nak, kenapa kamu suka sekali melukai hati orang lain? Apa kamu tidak capek melakukannya”. Si anak terdiam, lalu si ayah kembali bersuara : “kita lakukan uji coba, ayah beri kamu satu bulan untuk bisa mengontrol semua tingkah laku mu. Jika setiap kali kamu melukai hati orang lain, tancapkan sebuah paku ke papan ini. Nanti kita lihat hasilnya”. Setelah satu bulan, ayah dan anak itu melakukan evaluasi dan didapati papan dengan banyak tancapan paku. Lalu sang ayah bertanya : “Apa yang kamu rasakan setelah melihat ini?”. Sang anak berkata : “ya ayah, aku capek setiap kali aku harus menancapkan sebuah paku setiap kali aku melukai hati orang lain”. Dan Ayah pun berkata : “kamu mau tidak capek? Setiap hari dalam satu bulan ke depan berbuat baik lah kepada semua orang, dan setiap kali kamu berhasil berbuat baik, cabut satu paku dari papan itu. Kita lihat satu bulan ke depan.” Setelah satu bulan berlalu, ayah dan anak tsb kembali mengevaluasi kesepakatan mereka dan didapati papan dengan tidak ada paku satu pun. Lalu sang ayah bertanya, “apa yang kamu rasakan setelah melihat ini?”, dan anak itu menjawab : “aku senang karena aku tak perlu lagi menancapkan paku ke papan ini”. Ayah : “bagus, akhirnya kamu bisa berbuat baik juga. Tapi coba lihat apa yang sudah kamu lakukan? Papan itu sekarang berlubang dan meninggalkan bekas. Seperti itulah hati orang2 yang kau sakiti selama ini, akan tetap berbekas”

Aku bukan membetulkan cuplikan cerita di atas, tapi manusia cenderung dengan sangat mudah mengingat hal negatif. Jadi berpikir lah berkali-kali kalau kau mau menyakiti orang lain.

Dan aku sedang bergumul untuk bisa mengampuni dengan benar, “FORGIVE and FORGET” and I wil love you again.

Aku mau menutup tahun 2011 ini dan mengubur semua kenangan buruk yang pernah ada dan menyongsong datangnya 2012 dengan tidak mengingat yang sudah2.

No comments:

Post a Comment