Abroad itu adalah mimpiku


Jumat, 15 Juni 2012
Setelah memutuskan untuk menghadiri Job Fair yang diadakan Job Street di ITB, aku yang hari itu tak punya kegiatan di kampus akhirnya berangkat ke ITB bersama seorang teman, Stevany. Kami hanya membawa 4 lembar CV dan application letter. Aku hanya ingin menjatuhkan CV ku di Astra Internasional dan Telkomsel. Tiba di GSG ITB, setelah hampir 2 jam-an di angkot kami langsung bergegas masuk ke stand AI. Setelah mengisi data dan take photo akhirnya kami berkeliling stand. Aku tak begitu tertarik untuk melamar di bank tapi kami tetap saja menjatuhkan  CV haha *dungdungpret*. Hendak menuju pintu luar GSG ITB, Stevany dengan antusias yang tinggi menunjuk stand Philips dan akhirnya aku pun ikut-ikutan menjatuhkan CV ku di stand itu.
Dengan berharap penuh akan mendapat sms ataupun email dari AI, akhirnya kami menyudahi pencarian di hari itu. Sore hari setelah beberapa saat meregangkan otot yang mulai lelah, message email di BB ku berbunyi dan aku mendapat email dari Philips untuk menghadiri seminar yang akan diadakan di sabtu pagi kemudian disusul dengan interview. Dalam hati kecil berharap bahwa email itu dari AI :'(
Sabtu, 16 Juni 2012
Jam 7 pagi aku sudah bersiaap-siap ke ITB, setelah menuntaskan “perang” Ananda yang sering kami lakoni di kosan ini bersama oknum-oknum tertentu, untuk kali ini rivalku adalah Kristina. Tiba di GSG pukul 09:40 dan itu berarti kami masih punya 20 menit lagi untuk berkeliling di dalam GSG. Ada pengumuman yang ditempel di pintu masuk, ternyata itu pengumuman test psikotes untuk AI dan tidak ada nama kami :'( aku masih berharap AI lah adalah alasan kenapa aku datang ke ITB untuk kedua kalinya ini. Bahkan aku sempat berpikir untuk mendaftarkan diri lagi, seolah tidak terima kenapa hanya sebatas data saja sudah ditolak. Tiba-tiba aku teringat saat pendaftaran AI ada take photo dan system face recognition yang mereka gunakan, jadi percuma saja kalau aku mendaftarkan diri untuk kedua kalinya.
Berjalan gontai ke gedung sebelah tempat dimana akan diadakan seminar Philips, aku, Stevany dan Kristina akhirnya duduk di dalam ruangan yang baru berisi 1 orang perempuan dan 2 orang pegawai Philips. Seminarnya telat dimulai karena masih harus menunggu beberapa orang lagi. Sampai detik itu pun aku masih terus memutar otak, “Ini perusahaan mana?” , “nanti bakal ngomong apa ya ke papa : pa, adek kerja di Philips (mencoba menebak respon dari ayahku itu) mau ngapain adek disitu? Mau buat lampu?” bla bla bla.. dan tak ada satu pun alasan yang bisa membuat ku merasa itu adalah pilihan yang tepat untuk duduk di ruangan tsb saat itu juga. Berbeda dengan Stevany yang sudah sangat antusias menjatuhkan lamarannya pada perusahaan itu.
Jam menunjukkan pukul 10:25 saat seminar akhirnya dimulai dengan peserta yang hanya berjumlah 10 orang. Seorang bapak yang aku tak tau posisi nya sebagai apa di perusahaan itu mejelaskan tentang Philips dengan panjang lebar. Dan ternyata Philips itu perusahaan Belanda yang waw. Huahaha, goblok bisa baru tau sekarang. Setelah  30-45 menit menjelaskan Philips dan prospek ke depannya, akhirnya aku berkata : Tuhan, aku pengen masuk di perusahaan ini.  Kami bertiga meng-apply posisi HealthCare Sector. Aku sendiri tak begitu memahami posisi apa yang sedang ku lamar tsb, tapi setelah mendengarkan persentasi dari si bapak itu akhirnya aku tau itu bergerak di bidang telemedicine, perpaduan antara medical dan technology. Dengan semakin lantang aku berteriak dalam hati : “Tuhan, aku benar-benar pengen masuk di perusahaan ini”. huahahaha….. dan ada point yang benar-benar menggiurkan, karena ini perusahaan asing prospek untuk ABROAD itu sangat besar. Saat beliau mulai menjelaskan bahwa training akan dilaksanakan di negara-negara di luar Indonesia aku semakin bersemangat, mendengar : Singapore, Netherland, USA dan blablabla aku semakin berantusias.
Setelah seminar berakhir, ada test pengelompokkan diri. Ntah hapa lah itu, yang aku tau itu hanya terdiri dari pertanyaan seputar kepribadian seseorang. Setelah selesai di sesi ini, akan langsung diadakan interview dan I’m lucky number one -_-
Memasuki ruangan di lt 2 dan hanya ada aku dan seorang bapak yang bergerak di bidang Healthcare. Beliau mengawali pertanyaan awal tentang biodata diri , hoshos untunglah pikirku karena ini my first time ngikutin interview setidaknya ini better lah dari interview awal yang dilaksanakan Lintas Arta beberapa minggu yang lalu. Akhirnya si bapak bertanya alasan kenapa aku memilih Healthcare dan aku pun mulai curcol. :D
Dulu, sebenarnya aku pengen bisa melanjutkan pendidikanku di bidang kedokteran. Tapi karena aku tak berhasil masuk ke PTN, akhirnya aku memutuskan untuk memilih IT Telkom sebagai jalan menuju masa depanku *alibi.com*. tapi ternyata kecintaanku akan dunia medical tak begitu saja memudar. Di jurusan Tek. Telekomunikasi sendiri pun ada matakuliah biomedis. Tapi sangat disayangkan aku tak berkesempatan mengambil MK tsb karena system registrasi yang bapuk dengan status kelas full padahal sebenarnya masih bisa.  Untung saja pengetahuan ku tentang dunia biomedis yang ada di perkuliahan tidak buruk-buruk amat karena aku sempat beberapa kali membaca Tugas Akhir senior-senior ku yang membahas soal biomedical :D
Dan duaaaar, saat si bapak mulai : how about your English skill? | so so | can we speak in English? | ok, I’ll try. *dagdigser* dan bibirku mulai blepotan dengan bahas inggris ku yang acak kadut. 15 menit berkutat dengan bahasa inggris ku yang pas-pasan akhirnya kami menyelesaikan sesi tsb.
Saat ini aku benar-benar pengen jadi bagian dari perusahaan itu. Aku memang mencari perusahaan-perusahaan asing yang bisa membawaku menuju impianku .  going abroad is one of my dream J dan pas banget telemedicine adalah posisi yang aku suka.
*menanti email berikutnya*
Wishing all the best for me :) 

No comments:

Post a Comment