BEGIN and THE END



Akan selalu ada awal dan akhir di setiap perjalanan hidup.



Tak terkecuali dengan cerita pelayananku di kampus tercinta, IT Telkom. Malam itu, 25 November 2012 pukul 00:30 WIB setelah kami mengumumkan bahwa LPJ kepengurusan PMK 2011/2012 diterima bersyarat aku pun akhirnya menyudahi pelayananku sebagai Dewan Penasihat (DP) PMK 2011/2012. Setelah 3 tahun menerima anugerah luar biasa yang diberikan Tuhan kepadaku sebagai pengurus PMK, malam itu akhirnya aku tiba di garis finish untuk pelayananku di PMK tercinta.

Saat memasuki Tahun Ajaran sebagai mahasiswa tingkat 2 (semester 3 dan 4) Tuhan memberiku ladang pelayanan sebagai anggota sie Diakonia. Sie Diakonia adalah sie yang berada di bawah naungan bidang 2 . Bersama dengan sie Misi dan Eksternal mengemban amanat Tuhan sebagai kelompok pemerhati. Sie Diakonia adalah pemerhati ke dalam  sedangkan sie Misi dan Eksternal adalah pemerhati ke luar. Selama setahun menggeluti sisi kehidupan sebagai seorang pemerhati, secara perlahan Tuhan membentuk karakterku menjadi sosok yang pemerhati itu. Proses itu terbentuk awalnya beranjak dari sebuah keterpaksaan “jobdesc” dan lamban laun mendarah begitu saja menjadi suatu karakter yang begitu melekat dengan diriku. Berkunjung ke beberapa jemaat yang sedang sakit, melakukan ibadah penghiburan ke teman-teman yang baru saja mengalami kemalangan (dukacita), membantu teman-teman yang sedang berjuang dalam TPB (Tahap Persiapan Bersama) dan menjadi sahabat untuk teman-teman yang lain. Bukan hal yang mudah di awal untuk menjadi seorang pemerhati bagi ku, tapi aku bersyukur saat Tuhan mempertemukanku dengan seorang koordinator yang luar biasa yang mengajarkanku bagaimana menghidupi sebuah pelayanan. Jujur saja, di awal aku berkata “iya” untuk menjadi seorang pengurus PMK aku tidak begitu memaknai arti sebuah pelayanan. 

Bidang 2 PMK 2009/2010

Seiring berjalannya waktu, aku baru menyadari bahwa menjadi seorang pengurus PMK bukanlah hal yang mudah. Saat dimana aku harus berbagi focus dan perhatianku antara kuliah dan pelayanan. Belum lagi saat dimana aku harus merelakan jam tidur, jam main, jam nonton untuk menyelesaikan setumpuk jobdesc yang terkadang dikejar deadline. Tapi aku menyadari bahwa aku harus bertanggung jawab untuk semua perbuatanku, termasuk keputusan yang telah ku pilih untuk menjadi seorang pengurus saat itu. Seorang pengurus adalah orang-orang yang dipercaya untuk bisa mengurusi sesuatu bukan malah menjadi seseorang yang harus “diurus” karena kelakuannya.
Proses pembentukan yang tidak semuanya menyenangkan. Saat kenyataan pahit menerpa hasil studi semester 3 ku  yaitu IPku melakukan atraksi terjun bebas dari angka 3.3 menyentuh dasar 2.3. Sedih? Pasti. Tapi itu murni adalah hasil perbuatanku dan aku harus bertanggung jawab atas kegagalanku saat itu. Dewasa untuk tidak mengkambinghitamkan pelayanan sebagai alasan kegagalaku semester itu. Satu hal yang ku pelajari saat itu, menjadi pelayan Tuhan bukan berarti kita akan hidup enak-enak saja. Tak ada alasan untuk mempertanyakan jaminan keberadaan berkat Tuhan untuk setiap pelayanNya. Selama kau tidak bertanggung jawab atas hidup mu, mau kau pelayan Tuhan atau bukan, ya terima saja hasil tuaian dari apa yang kau tabur. Tidak ada jaminan kalau pengurus PMK pasti akan diberkati melalui IP di perkuliahannya walaupun dia tenang-tenang saja. Malahan dengan background pelayan Tuhan, setiap pengurus harus ekstra keras menjaga kualitasnya sebagai pelayan Tuhan. Bukannya malah malu-maluin Tuhan melalui prestasi dan teladan hidupnya. Ya aku mengakuinya, saat itu aku mempermalukan Tuhan dengan studiku L


Tapi Tuhan tak membiarkan ku begitu saja. Aku merasa Tuhan masih ingin membentukku lebih lagi melalui kesempatan kedua melayani Nya. Masih tetap di ranah seorang pemerhati, tapi sedikit dengan  tanggung jawab yang lebih besar menjadi seorang kepala bidang. Saat itu Tuhan ingin membentuk diriku menjadi seorang pemimpin. Dipercaya menjadi seorang leader untuk 7 rekan sepelayanan yang sangat luar biasa. Jujur bukan perkara yang mudah menjadi seorang pemimpin untuk orang lain. Aku harus bisa memimpin diriku terlebih dulu sebelum aku memimpin orang lain.


Bidang 2 PMK 2010/2011


Pola hidup yang tiba-tiba berubah drastis. Haha awalnya menjalani kehidupan sebagai mahasiswa kupu-kupu “kuliah pulang kuliah pulang” tiba-tiba harus menjelma menjadi mahasiswa kura-kura “kuliah rapat kuliah rapat”, merelakan jam tidur normal saat dimana sayup-sayup terdengar ringtone message yang sudah sangat ku hafal sebagai alert yang berarti akan ada rapat malam :)) belum lagi saat dimana aku diperhadapkan dengan pilihan antara hidup sebagai kura-kura dan kunang-kunang “kuliah nangkring kuliah nangkring”. Harus ku akui satu tahun menjalankan amanat Tuhan sebagai Kepala Bidang yang juga berarti sebagai Pengurus Inti PMK, terlibat dan bertanggung jawab untuk semua kepanitian yang ada di PMK bukanlah perkara yang mudah. Tapi sangat amat menyenangkan saat aku mulai menghidupi pelayananku dengan sukacita bukan sebagai tuntutan jobdesc, melainkan karena panggilan.
Diperhadapkan dengan banyaknya tuntutan kuliah yang mulai mencekam, pertanggung jawaban ini dan itu, menjalani kehidupan mahasiswa normal yang masih harus mengikuti perkembangan jaman, toh semuanya masih bisa ku jalani saat ku tahu Tuhan ada berperang bersama ku. Bukan sekedar pembentukkan karakter, aku percaya proses yang ku jalani saat itu perlahan turut menyulam kepekaan hati ku untuk mulai bersimpati dan berempati dengan sekitarku. Dan saat itu pun aku harus sangat bersyukur Tuhan kembali mempertemukanku dengan rekan kerja yang luar biasa di bidang 2 dan PI PMK. Percaya atau tidak, aku bukanlah siapa-siapa dan aku tidak bisa melakukan apa-apa tanpa mereka.

PI PMK 2010/2011

Dan untuk kali ketiga, saat Tuhan menggunakanku kembali di ladang yang sama masih di PMK IT Telkom sebagai seorang Dewan Penasihat. Jujur saja menjadi seorang penasihat tidak sesukar menjadi PI PMK. Kehidupanku kembali berjalan normal saat sudah tidak ada lagi rapat rutin tiap minggu, rapat malam yang dadakan, rapat sie ataupun rapat pendampingan kepanitiaan. Aku menjalankan tugas sebagai Dewan Penasihat di batas akhir perkuliahanku. Tapi justru di masa-masa genting yang paling ditakuti para mahasiswa tingkat akhir itu, Tuhan kembali menunjukkan betapa hebatnya DIA, aku masih bisa lulus tepat waktu. Berbagi focus dengan 15 sks perkuliahan, 4 sks Tugas Akhir, persiapan Bussines Fair, amanat sebagai seorang Dewan Penasihat tapi aku masih bisa punya cukup banyak waktu untuk bisa menikmati kehidupan yang lazim dijalankan anak muda zaman sekarang ini (baca: nonton dan nongkrong) :p 



Terima kasih untuk MU yang telah memberiku kesempatan berharga melayani.


ALL FOR JESUS!!

No comments:

Post a Comment