Manusia pada
kodratnya adalah mahluk yang tak pernah merasa cukup atau puas. Dia selalu menginginkan more, more
and more. Bahkan pada saat seseorang sudah mendapatkan apa yang dia mau
sekalipun, dia tidak akan berhenti menginginkan yang lain lagi. Tidak bisa
dipungkiri itulah sifat dasar yang telah mendarah daging di setiap manusia. Itu
tak akan jadi masalah, karena manusia
terus hidup dan dia pasti akan selalu ingin ini dan ingin itu. Masalahnya, itu
akan menjadi sangat masalah kalau setiap orang hanya sekedar “menginginkan”
segalanya tapi tak pernah bersyukur. Hidup tanpa ucapan syukur
membuat manusia tak tahu mengucapkan terima kasih kepada Sang Khalik.
Beberapa
fakta ingin ini dan ingin itu yang terjadi di kehidupan manusia :
Anak-anak SD akan merasa berseragam
putih biru itu terlihat sangat keren dibandingkan
dengan seragam putih merahnya. Sehingga mereka pun ingin cepat-cepat jadi anak
SMP. (tidak akan stop sampai disini)
Ketika dia sudah SMP, dia akan
sangat iri melihat seragam putih abu-abu kakak dan abangnya. Dengan celana
sekolah yang panjang (bagi pria) dan baju
kemeja plus rok pendek yang super ketat (bagi wanita) bak anak gaul SMA yang
sering digambarkan di media televisi sekarang ini, akan sangat-sangat mencuri
perhatian anak-anak SMP untuk lekas menanggalkan seragam putih birunya itu dan
beralih ke dunia putih abu-abu. (tidak
akan stop sampai disini)
Ketika dia sudah berseragam putih
abu-abu, kemudian dia akan merasa bahwa bersekolah tanpa seragam itu akan terasa
lebih cool dibandingkan dengan seragamnya saat itu, mengacu kepada anak kuliahan, sehingga mereka ingin cepat-cepat
masuk ke dunia kampus. (tidak akan stop
sampai disini)
Ketika dia sudah tak lagi berseragam
seperti anak sekolahan dulu, lalu kemudian diperhadapkan dengan tuntutan dan
tanggung jawab anak sekolah yang tak berseragam (baca: anak kuliah), tugas yang menumpuk dan
kegiatan hidup yang sudah tidak menentu lagi seperti di zaman bangku sekolah
dulu (tidur malam yang acak kadut),
dia akan sangat egois berkata : “Aku
pengen balik ke zaman sekolah dulu, saat tidur siang dan jam malam yang sangat
amat teratur…..” Haha, human logic -_-
Kemudian sisi kehidupan yang lain
datang dari para jobseeker yang sangat bermimpi dan terobsesi untuk menjerumuskan
diri dengan kehidupan orang kantoran. Sementara di sisi yang lain, para pegawai
kantoran pada ngiri dengan waktu “libur” yang dimiliki para pengangguran (baca:
jobseeker). Haha, berbalik sana berbalik sini keinginan manusia.
Oleh
karena itu, apa yang sebaiknya dilakukan manusia yang tak pernah merasa cukup itu? Jawabannya
hanya satu, mengucap syukurlah untuk
setiap hal yang ada.
Buat anak-anak sekolah, nikmatilah
setiap proses pendidikan yang sedang kalian jalani sekarang ini. Kalau sedang
menjalani peran sebagai anak SD jalanilah peran itu, nanti akan ada waktunya
kau memerankan peran sebagai anak SMP, anak SMA atau anak kuliahan.
Buat para jobseeker (termasuk aku), ayok
nikmati setiap proses seleksi yang kau jalani selama ini, keluar masuk
gedung-gedung bertingkat di kota metropolitan, kesempatan ketemu para
interviewer (bisa ketemu manager yang ganteng-ganteng dan cantik-cantik),
kesempatan untuk berpetualang kesana-sini, kesempatan dimana Tuhan masih
berbaik hati memberimu waktu untuk “liburan” haha dan lain sebagainya. Karena
jika saatnya tiba Tuhan mengakhiri masa “libur” mu itu, kau akan sangat
merindukan masa-masa ini.
Buat kalian-kalian para anak gahul
kantoran yang mengeluh dengan rutinitas kantor yang membosankan, yang berteriak-teriak
minta waktu untuk liburan.. lihat (kami) para jobseeker yang masih berjuang
untuk mendapatkan kesempatan seperti kalian. So, tolong jangan teriak-teriak
(lebai) untuk bisa kembali ke masa pengangguran seperti dahulu kala. Hati kami teriris.. Haha lebai! :P
Jadi
sebenarnya inti dari masalah yang aku paparkan di atas bukan terletak pada
keinginan manusia yang tak pernah ada habis-habisnya. Tapi lebih dikarenakan
tidak adanya ucapan syukur yang membuat manusia tak pernah bersukacita
menjalani hidupnya. Orang-orang akan sangat sulit mengucap syukur saat dia hanya
bisa melihat ke atas terus tanpa pernah melihat ke bawah, awas lama-lama lehernya bisa patah loh kalau lihatnya ke atas meluluk (nantinya akan timbul rasa iri), juga
bakalan pegel kalau terus-terusan melihat ke bawah (selalu merasa aman karena berpikir masih ada yang nasibnya lebih
buruk dari kita, kemudian membuat kita tak memiliki semangat untuk maju). Jadi
menurutku yang benar adalah lihat ke atas (sekali-sekali
boleh) untuk menginspirasikanmu bermimpi (bercita-cita), lalu lihat ke
bawah untuk kau bisa mengucap syukur kalau saja salah satu dari mimpimu itu ada
yang tidak berhasil kau raih, kemudian tatap ke depan untuk bisa focus ke dunia
nyata yang ada di hadapanmu (dijamin tak
akan pegel-pegel tuh leher!)
Cerita di
atas sedang menjadi scenario hidup yang sedang ku lakoni dalam beberapa bulan
terakhir ini. Jujur saja menjadi seorang jobseeker bukanlah hal yang sik asik
saja karena punya liburan panjang, tapi juga harus bermain dengan mental dan
kesabaran. Test tahap satu, tahap dua, udah panjang-panjang sampai tahap akhir tahu-tahu
hasilnya “Anda belum beruntung”. Sungguh bukan hal yang gampang dan
menyenangkan. Begitu berkali-kali sampai jumlah yang tidak sedikit. Itu saja
sudah cukup membuat hari-hari ku runyam, apalagi kalau ditambah dengan mengeluh
dan mengeluh. Hadeuh, kebayang dah apa yang akan terjadi dengan waktu singkat
yang dipinjamkan Tuhan untuk ku hidup di dunia ini X_X
Kalau kata mamaku, : “Jalani saja dek semua proses yang Tuhan ijinkan terjadi. Hitung-hitung
kan kau bisa nemani mama dulu sebelum nantinya bekerja dan ga ada lagi
kesempatan malas-malasan kayak gini.” Haha benar sekali, 100 buat mama! Kali
aja kan Tuhan sedang memberiku waktu liburan yang cukup panjang (tapi jangan terlalu panjang juga ya, Tuhan.
Hihi, semua yang terlalu itu kan tidak bagus :D ). Buat apa mengeluh, banyak
sekali hal yang seharusnya bisa ku syukuri selama menjadi pengangguran seperti
sekarang ini. Contohnya : setidaknya aku masih bisa bangun agak siang (kalau nanti sudah bekerja dan berangkat dari
Bekasi dijamin kesempatan seperti ini akan menjadi sangat langkah), bisa
nemani mama kemana-mana (balas dendam 4
tahun meninggalkannya sendirian beraktivitas) , bisa sekalian melatih
instingku sebagai seorang wanita sesungguhnya (baca: memasak), bisa nge-blog
kayakgini, bisa ini dan bisa itu. Yoyoi lihatkan sebenarnya ada banyak hal di
dunia ini yang bisa disyukuri.
Waktu yang dipinjamkan Tuhan untuk
kita di dunia ini begitu singkat. Jadi buat apa kau menyia-nyiakannya hanya
dengan mengeluh dan mengeluh.
Kalau kata
Ryan d’massiv mah : “Syukuri apa yang
ada, hidup adalah anugrah. Tetap jalani hidup ini melakukan yang terbaik”
Lihat, Ryan
d’massiv aja tahu bersyukur. Miapah kita kalah sama kang Ryan :P
Di buku
kehidupan malah jelas dikatakan, “Mengucap syukurlah dalam segala hal,
sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu”.
Wayo lo, mengucap syukur itu juga termasuk perintah Tuhan loh. :))
No comments:
Post a Comment