Puisi berikut ditulis oleh seorang remaja laki-laki yang meninggal karena tumor otak. Ia telah berjuang menghadapinya selama empat tahun. Ia memberikan puisi ini kepada ibunya sebelum meninggal
Aku melihat jutaan pohon Natal
Tersebar di seluruh penjuru bumi di bawah sana
Dengan pancaran cahaya kecil bagaikan bintang-bintang surgawi,
Memantulkan cahayanya di atas putihnya salju.
Sungguh pemandangan yang sangat menakjubkan,
Hapuslah air matamu
Karena aku merayakan Natal tahun ini
Bersama dengan Yesus Kristus.
Aku mendengar alunan lagu-lagu Natal,
Dinyanyikan dengan indahnya
Namun suara musik yang ku dengar
Tidak seindah pujian Natal di atas sini.
Tak sanggup aku untuk mengungkapkan,
Sukacita yang ditimbulkan oleh pujian itu,
Tak seorang pun sanggup menggambarkan,
Indahnya kidung para malaikat.
Aku tahu betapa kau sangat merindukan aku,
Kulihat duka di dalam hatimu.
Tetapi aku tidak berada jauh darimu,
Karena kita memang tidak pernah berpisah.
Bersukacitalah untukku, orang-orang yang kukasihi,
Kalian tahu betapa aku mengasihi kalian.
Dan bersukacitalah karena tahun ini
Aku merayakan Natal bersama Yesus Kristus.
Hadiah kukirimkan untukmu sekalian,
Dari rumah surgawiku ini.
Masing-masing aku hadiahi kenangan
Tentang kasihku yang tak pernah berkesudahan.
Kasih memang hadiah yang lebih berharga
Dari emas murni
Kasih adalah yang paling terutama
Seperti yang Yesus ucapkan.
Baiklah kalian saling mengasihi dan menjaga,
Seperti yang diperintahkan Bapaku.
Karena aku tidak mampu menghitung
Berkat kasih yang Dia berikan bagi kalian masing-masing.
Jadi, selamat hari Natal dan
Hapuslah semua air matamu.
Ingatlah, bahwa tahun ini
Aku merayakan Natal bersama Yesus Kristus.
[Kutipan cerita]
No comments:
Post a Comment